Dari sekian banyak kotoran ternak yang terdapat di daerah sentra produksi
ternak banyak yang belum dimanfaatkan secara optimal, sebagian di antaranya
terbuang begitu saja, sehingga sering merusak lingkungan yang akibatnya akan
menghasilkan bau yang tidak sedap.
Satu ekor sapi dewasa dapat menghasilkan 23,59 kg
kotoran tiap harinya. Kotoran yang menggunung akan terbawa oleh air masuk ke
dalam tanah atau sungai yang kemudian mencemari air tanah dan air sungai.
Kotoran lembu mengandung racun dan bakteri colly
yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungannya. Metana (CH4)
yang dihasilkan secara alami oleh kotoran yang menumpuk merupakan gas
penyumbang terbesar pada efek rumah kaca, bahkan lebih besar dibandingkan CO2.
Pembakaran metana pada Biogas mengubahnya menjadi CO2 sehingga
mengurangi jumlah metana di udara. Ketiga, dengan lestarinya hutan, maka akan
CO2 yang ada di udara akan diserap oleh hutan yang menghasilkan
Oksigen yang melawan efek rumah kaca.
Salah
satu alternative pemanfaatan limbah kotoran sapi adalah biogas. Biogas
adalah gas mudah terbakar (flammable)
yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri
anaerob (bakteri yang hidup dalam
kondisi kedap udara). Campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1:1
(bahan biogas) dimasukkan kedalam penampungan yang ditutup rapat. Setelah
kurang lebih 10 hari akan terdapat biogas yang dihasilkan, biogas sudah dapat
digunakan sebagai bahan bakar yang disalurkan melalui pipa ke kompor biogas.
Komposisi gas yang terdapat di dalam Biogas dapat dilihat pada tabel
berikut:
Jenis Gas
|
Volume (%)
|
Metana
(CH4)
|
40 – 70
|
Karbondioksida
(CO2)
|
30 – 60
|
Hidrogen
(H2)
|
0 - 1
|
Hidrogen
Sulfida (H2S)
|
0 – 3
|
Limbah
biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur
yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein,
selulose, lignin dan lain-lain tidak dapat digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk
organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah dan padi.
Pupuk organik yang berasal dari kotoran ternak
dapat menghasilkan beberapa unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman. Disamping
menghasilkan unsur hara makro, pupuk kandang juga menghasilkan sejumlah unsur
hara mikro, seperti Fe, Zn, Bo, Mn, Cu, dan Mo. Jadi dapat dikatakan bahwa,
pupuk kandang ini dapat dianggap sebagai pupuk alternatif untuk mempertahankan
produksi tanaman.
Kandungan unsur hara pada pupuk kandang yang berasal dari beberapa ternak
Jenis ternak
|
Unsur hara (kg/ton)
|
||
N
|
P
|
K
|
|
Sapi perah
|
22,0
|
2,6
|
13,7
|
Sapi potong
|
26,2
|
4,5
|
13,0
|
Domba
|
50,6
|
6,7
|
39,7
|
Unggas
|
65,8
|
13,7
|
12,8
|
0 komentar:
Posting Komentar