Konfigurasi elektron merupakan susunan
elektron dalam atom berdasarkan tingkatan energi atau kulit. Terdapat dua macam
metode konfigurasi elektron yaitu berdasarkan medel atom Bohr dan berdasarkan
model atom mekanika kuantum.
A. Konfigurasi elektron berdasarkan
model atom Bohr
Untuk
menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa patokan yang harus
selalu diingat, yaitu:a. Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan
disebut kulit ke-1 (kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit M),
kulit ke-4 (kulit N), dan seterusnya.
b. Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat menempati
masing-masing kulit adalah:
2
2n
n = jumlah kulit
Kulit K dapat menampung maksimal 2 elektron.
Kulit L dapat menampung maksimal 8 elektron.
Kulit M dapat menampung maksimal 18 elektron, dan seterusnya.
c. Kulit yang paling luar hanya boleh mengandung maksimal 8 elektronKulit L dapat menampung maksimal 8 elektron.
Kulit M dapat menampung maksimal 18 elektron, dan seterusnya.
Jumlah elektron yang menempati kulit
terluar disebut sebagai elektron valensi. Dengan menuliskan konfigurasi
elektron suatu atom kita dapat menentukan :
1. Elektron valensi dari suatu atom
2. Golongan dan periode suatu unsur dalam
Sistem Periodik Unsur
3. Sifat logam dan non logam dari suatu unsur
Konfigurasi elektron berdasarkan Niels
Bohr hanya dapat digunakan untuk menentukan letak unsur golongan A dalam SPU,
sedangkan untuk golongan B ada aturan tersendiri (mekanika kuantum).
B. Konfigurasi elektron
berdasarkan model atom mekanika kuantum
Pada penulisan konfigurasi elektron perlu dipertimbangkan
tiga aturan (asas), yaitu prinsip Aufbau, asas larangan Pauli, dan kaidah Hund.
1.
Prinsip Aufbau
Berdasarkan prinsip Aufbau, elektron-elektron dalam suatu
atom berusaha untuk menempati subkulit subkulit yang berenergi rendah, kemudian
baru ke tingkat energi yang lebih tinggi. Dengan demikian, atom berada pada
tingkat energi minimum. Urutan-urutan tingkat energi ditunjukkan pada gambar.
Jadi, pengisian orbital dimulai dari orbital 1s, 2s, 2p,
dan seterusnya. Pada gambar dapat dilihat bahwa subkulit 3d mempunyai
energi lebih tinggi daripada subkulit 4s. Oleh karena itu, setelah 3p
terisi penuh maka elektron berikutnya akan mengisi subkulit 4s, baru
kemudian akan mengisi subkulit 3d.
Diagram urutan tingkat energi orbital
2.
Kaidah Hund
Untuk menyatakan distribusi elektron-elektron pada
orbital-orbital dalam suatu subkulit, konfigurasi elektron dapat dituliskan
dalam bentuk diagram orbital. Suatu orbital dilambangkan dengan strip,
sedangkan dua elektron yang menghuni satu orbital dilambangkan dengan dua anak
panah yang berlawanan arah. Jika orbital hanya mengandung satu elektron, anak
panah dituliskan mengarah ke atas. Dalam kaidah Hund, dikemukakan oleh Friedrich
Hund (1894 – 1968) pada tahun 1930, disebutkan bahwa elektron-elektron
dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung untuk tidak berpasangan.
Elektron-elektron baru berpasangan apabila pada subkulit itu sudah tidak ada
lagi orbital kosong.
Pengisian orbital dalam suatu atom
Subkulit yang dilambangkan dengan strip sebanyak orbital
yang dimiliki
3.
Larangan Pauli
Pada tahun 1928, Wolfgang Pauli (1900 – 1958)
mengemukakan bahwa tidak ada dua elektron dalam satu atom yang boleh mempunyai
keempat bilangan kuantum yang sama. Dua elektron yang mempunyai bilangan
kuantum utama, azimuth, dan magnetik yang sama dalam satu orbital, harus
mempunyai spin yang berbeda. Kedua elektron tersebut berpasangan.
Setiap orbital mampu menampung maksimum dua elektron.
Untuk mengimbangi gaya tolak-menolak di antara elektron-elektron tersebut, dua
elektron dalam satu orbital selalu berotasi dalam arah yang berlawanan.
Subkulit s (1 orbital) maksimum 2 elektron
Subkulit p (3 orbital) maksimum 6 elektron
Subkulit d (5 orbital) maksimum 10 elektron
Subkulit f (7 orbital) maksimum 14 elektron
Sumber : chem.-is-try.org
penacucu.blogspot.com
2 komentar:
keren euy. .
ok min, mantao
solder uap
Posting Komentar